A Trip To Cirebon

22:58

Jadi kemarin Ambu ngajakin ke Cirebon. Setelah saya pertimbangkan, besok paginya saya meng-iya-kan dengan dialaog pagi hari seperti ini. 

"Bu, kalau mau ke Cirebon jam berapa?", (Dalam basa Sunda)
"Jam 7 paling Neng"
Lalu saya kembali tidur (iya tidur, itu jam 5 subuh dan saya super ngantuk tidur kemaleman), memanfaatkan sisa waktu sebelum harus mandi dan siap-siap.

Singkat cerita, kami sekeluarga pun pergi bersama si jadul mobil VW Golf Kuning (Allhamdulillah tidak ada trouble di jalan). Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan melewati Cadas Pangeran yang meliuk-liuk, melewati jalan nostalgia menuju Cinambo (iya, saya nostalgia waktu dulu ekskursi geostruk ke Cinambo ada yang kebelet pipis ampe berhenti di tengah perjalanan, naik bis dangdut, belum pulang kemalaman ampe tepar, dan lain sebagainya. Sayang laboratorium alam itu sudah tergenang buat Waduk Jatigede *oke maaf oot), melihat bentukan di kiri-kanan jalan (saya sosoan pengamatan geomorf wkwk), liatin google maps dan melihat wah di sini pasti perbukitan lipatan (geomorf lagi kan), sampe akhirnya sampai ke daerah Cirebon, tepatnya Plered.

Disini kami mengunjungin sentra batik Trusmi. Jadi daerah Trusmi ini banyak toko batik. Ada satu pusatnya yangemang gede dan super rame. Karena rame banget di situ, akhirnya nyari-nyari batik ke toko-toko sepanjang jalan. Yang unik dari toko-toko disini, kalau mau masuk toko alas kaki harus dibuka. Abis ngeliling dan shalat, terus makan tahu gejrot khas Cirebon di depan salah satu toko. Ntap banget enaaak.

Alas Kaki Harap Dibuka
Tahu  Gejrot seporsi Rp. 5000
Menuju tujuan selanjutnya

Lanjut dari Trusmi kami makan siang di Seafood H. Moel. Udang bakarnya gede dan enak. Mantap pokoknya. Dari sini lanjut ke Keraton Kasepuhan. Sampe daerah keraton, ya ampun gak kuat sampahnya dimana-mana. Bener-bener berserakan di tengah jalan sekitar kawasan keraton. Sepertinya gara-gara abis acara Maulid Nabi. Sangat tidak indah dipandang. 

Sampah berserakan :(
Yasudah lah kami berlalu menuju Keraton. Tiket masuk keraton sendiri untuk umum Rp. 20000 dan untuk pelajar Rp. 15000. Di Keraton kami melihat berbagai macam benda-benda keraton sambil foto-foto. Oya yang unik ada lukisan yang terlihat 3D. Matanya bisa mengikuti gerak kita saat kita melihatnya, dan kalau dari sudut pandang berbeda bisa memperlihatkan bentuk tubuh berbeda.

OOTD #cembetoel di Daerah Keraton

Setelah dari Keraton, kami pun sempat berputar-putar sebelum akhirnya putar haluan ke arah Kuningan. Karena tinjauan waktu yang tidak memungkinkan buat jalan-jalan di daerah Kuningan, akhirnya berhenti di pusat oleh-oleh buat beli oleh-oleh. Oya, di Cirebon dan disini saya nemu Talas Crispy (saingan Almond Crispy mungkin heuheu) dan akirnya saya coba beli yang rasa choco almond. Dan dari Kuningan jangan sampe lupa Jeniper. Bukan Jeniper Lopez bukan, tapi jeruk nipis peras. Kayaknya kalau Abah abis dari Kuningan selalu bawa ini. 

Kenampakan Talas Crispy
Abis dari pusat oleh-oleh yang saya lupa namanya, akhirnya kami pulang. Di perjalanan pulang ini tidak seperti perjalanan pergi yang gerah yang bikin pengen nyempung kolam renang, perjalanan pulang ini suasananya hujan-hujan romantis agak deras dengan langit yang berhiaskan petir. Kalau ini sih bikin pengen meringkuk di kasur habis mandi air hangat dan minum coklat.
Terus karena lapar, makan dulu di RM Kabita di daerah Tomo. Pokoknya nyari rumah makan aja gak peduli dimana. Allhamdulillah perut kenyang hati senang. Makan nasi ayam goreng kampung plus sambal ntap (padahal biasa aja tapi saking laparnya). Dan akhirnya melanjutkan perjalanan di jalanan sepi ini sampai akhirnya touch down Karanganyar, my lovely home. Sekian cerita saya kali ini, selamat liburan semua.


Salam,


Sarah yang ingin menikmati masa liburannya

You Might Also Like

0 comments

Subscribe